Wednesday 2 November 2016

CERIS, NABI MUSA DAN RAJA FIR’AUN

CERIS, NABI MUSA DAN RAJA FIR’AUN


Assalamualikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT, pada hari ini kita dapat berjumpa dalam keadaan sehat wal afiat. Allahumma Amiin.
Pada kesempatan kali, Najwa akan bercerita tentang seorang Nabi yang gagah perkasa, yang mendapat mukjizat dari Allah SWT berupa sebuah tongkat dan kitab Taurat.
Ada yang tahu, siapa nama Nabi itu?
Benar, Nabi Musa AS.
Dan kali ini, Najwa akan berkisah tentang Nabi Musa AS dengan Raja Fir’aun.
Negeri Mesir pada masa itu dipimpin oleh seorang Raja yang bergelar Fir’aun. Seorang raja yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Raja yang sombong dan mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Suatu hari, peramal istana mengatakan akan lahir bayi laki – laki yang akan mengalahkan Raja Fir’aun. Raja Fir’aun pun ketakutan. Segera ia perintahkan prajuritnya untuk membunuh semua bayi laki – laki yang lahir.
Yukabad, Ibunda Nabi Musa, yang saat itu sedang mengandung Nabi Musa menjadi ketakutan, kalau-kalau, prajurit Fir’aun mengetahui keberadaannya. Akan tetapi, berkat perlindungan dari Allah SWT., Yukabad berhasil menyembunyikan kandungannya. Bahkan, sampai kelahirannya pun tidak diketahui. Kemudian Allah SWT memberi petunjuk kepada ibunda Musa (Yukabad) agar membuat peti kayu untuk menghanyutkan bayinya ke sungai Nil.
Diiringi kesedihan sang ibunda, Musa kecil pun dihanyutkan di sungai Nil.
Subkhanallah! Ternyata, peti itu hanyut mendekati istana Fir’aun sehingga ditemukan oleh keluarga Raja Fir’aun.
Tapi, masya Allah! Semua atas kuasa Allah SWT.  Istri Fir’aun yang bernama Asiah ternyata sangat terpesona oleh senyum bayi Musa yang lucu, imut, tampan dan menggemaskan. Ia pun merasa sangat sayang pada bayi itu. Asiah merayu Raja Fir’aun agar mengizinkannya mengambil Musa kecil sebagai anaknya. Awalnya, Raja Fir’aun menolak, tapi akhirnya Raja Fir’aun menerima dan mau mengangkat Musa menjadi anak angkatnya. Maka tinggallah Musa kecil di istana Fir’aun yang megah hingga Nabi Musa menjadi dewasa.
Ketika sudah dewasa, tanpa sengaja Nabi Musa membunuh saudara Raja Fir’aun yang sedang berkelahi. Mendengar hal itu, Raja Fir’aun menjadi marah, kemudian menyuruh prajuritnya untuk menangkap Musa. Tetapi Nabi Musa berhasil lolos dan melarikan diri keluar dari Negeri Mesir.
Selama 10 tahun Nabi Musa meninggalkan Mesir, kota kelahirannya, hingga tiba waktunya, Allah SWT mengangkat Nabi Musa menjadi seorang Nabi dan Rasul, dan memerintahkan agar Nabi Musa untuk berdakwah ke negeri Mesir memberi peringatan kepada Fir’aun ditemani saudaranya yang bernama Nabi Harun AS.
Mereka bermaksud mengajak Raja Fir’aun menyembah kepada Allah SWT.
“Musa, beri tahu kami siapa Tuhanmu itu?” seru Fir’aun.
“Tuhanku adalah Tuhanmu juga. Dialah yang telah menciptakan alam semesta.  Dia pula yang menurunkan hujan dari langit. Segeralah bertobat, ” ajak Nabi Musa.
“Tidak tahu diri kau Musa dulu kamu saya asuh kini malah berbalik melan dan menentangku”
Namun, Fir’aun yang sombong malah menantang Nabi Musa untuk menunjukkan bukti kenabiannya. Nabi Musa pun memasukkan tangannya ke leher bajunya, lalu menariknya kembali dan muncullah cahaya putih kemilau.
“Itukah  bukti bahwa dirimu adalah utusan Tuhan? Padahal, itu hanya kepandaianmu dalam mempraktikkan ilmu sihir. Kami juga punya tukang–tukang sihir yang hebat! Mari kita bertanding!
Orang–orang berkumpul untuk menyaksikan adu kekuatan antara Nabi Musa dan penyihir – penyihir Fir’aun. Ditengah lapang terlihat Nabi Musa berdiri berhadapan dengan puluhan penhyihir dari berbagai negeri. “Hai para ahli sihir, tunjukkan kemampuan kalian! Majulah bersama – sama! Hadiah besar telah menanti kalian!” seru Fir’aun.
Mereka, para penyihir Raja Fir’aun, mulai melemparkan tongkat dan tali ke hadapan Nabi Musa. Tali dan tongkat–tongkat itu berubah menjadi ular–ular buas dan hendak menyerang Nabi Musa. Situasi menjadi genting. Nabi Musa hanya berharap pada pertolongan Allah.
Segera Nabi Musa melemparkan tongkat mukjizatnya ke tanah. Saat itu juga mukjizat tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular raksasa yang besar dan menelan semua ular-ular tipuan para penyihir Raja Fir’aun.
Menyaksikan peristiwa itu, para penyihir langsung bertobat. “Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun!” seru para penyihir.
Fir’aun menjadi murka, lalu menghukum mati semua penyihirnya. Kemenangan Nabi Musa tidak juga membuat Fir’aun sadar. Ia malah memburu Nabi Musa dan pengikutnya. Fir’aun dan prajuritnya terus memburu Nabi Musa. Allah SWT, memerintahkan Nabi Musa dan pengikutnya keluar dari Mesir.
Nabi Musa pun meninggalkan Mesir beserta para pengikutnya. Ketika mereka tiba di tepi Laut Merah, tiba–tiba orang yang berjalan di belakang rombongan berseru dengan panik, “Ada Fir’aun! Ada Fir’aun! Fir’aun dan balatentaranya mengejar kita”.
Dari kejauhan, Fir’aun dan pasukannya mengejar. Nabi Musa meminta pengikutnya bersabar. Atas perintah Allah SWT. Nabi Musa mengangkat tongkatnya, lalu memukulkannya ke laut. Subhanallah dengan izin Allah SWT, lautpun terbelah. Ditengah – tengahnya terdapat jalan kering agar rombongan Nabi Musa dapat melewatinya.
Semua rombongan Nabi Musa pun selamat diseberang. Saat Fir’aun dan pasukannya masih di tengah laut terbelah, seketika itu terdengar suara gemuruh yang dahsyat dan laut pun kembali bersatu. Tenggelamlah Fir’aun dan seluruh pasukannya. Itulah azab Allah atas kesombongan Fir’aun.

Lengkingan suara Fir’aun terdengar oleh rombongan Nabi Musa, “Aku beriman kepada Tuhan Musa dan Harun!”. Teriak Fir’aun di tengah gelombang laut yang dahsyat. Namun sudah terlambat, tak ada lagi ampunan baginya.

No comments:

Post a Comment